JATUH CINTA BERJUTA RASANYA
Hallo Sobat MIPA!!!
Jatuh cinta berjuta rasanya~ Hmmm ngaku deh siapa disini yang belum pernah merasakan jatuh cinta? Memang setiap dari kita memiliki perbedaan kapan pertama kali jatuh cinta. Ada yang di usia belasan tahun, tapi ada juga yang hingga kuliah belum pernah merasakan jatuh cinta. Namun Rata-rata seseorang mengalami jatuh cinta pertama kali pada usia 15-18 tahun. Seseorang yang sedang jatuh cinta akan merasakan bahagia tiap kali membayangkan, berpapasan maupun saat sedang bersama si dia. Tak jarang pula ada yang beranggapan bahwasanya cinta merupakan suatu rasa yang sulit dipahami. Namun, hal ini bertolak belakang dengan pendapat seorang ilmuwan yang mengatakan bahwa sebenarnya cinta hanyalah sebuah rangkaian peristiwa kimia. Nah loh?! Benarkah demikian??
Senyawa Pengontrol Emosi
Sebenarnya apa sih yang terjadi pada otak kita ketika kita sedang jatuh cinta dan patah hati? Sebagai regulator tubuh, otak mengalami perubahan besar ketika kita mengalami peristiwa jatuh cinta maupun patah hati. Berdasarkan sejumlah penelitian, jatuh cinta da patah hati memiliki efek yang serupa dengan mengonsumsi zat adiktif. Pat Mumby, Direktur The Loyola Sexual Wellness Clinic dan pengajar di Loyola University Chicago Stritch School of Medicine memaparkan ketika kita sedang jatuh cinta maupun patah hati, tubuh kita melepaskan senyawa kimia seperti dopamine, oksitosi, adrenaline atau norepinephrine dan serotonin. Senyawa-senyawa inilah yang mempengaruhi pengiriman sinyal dari otak kepada tubuh untuk menimbulkan suatu reaksi tertentu sebagai bentuk pengekspresian.
Jatuh Cinta Bikin Mabuk Kepayang
Tiba-tiba jadi sering senyum sendiri, jantung lebih sering berdebar, selalu terbayang-bayang wajahnya, makan jadi tak enak, tidur pun tak tenang hingga mabuk kepayang, inilah ciri-ciri orang yang sedang mengalami jatuh cinta. Perubahan itu terjadi karena serangan tiga hormon di dalam tubuh seseorang yang sedang mengalami jatuh cinta. Hormon tersebut diataranya dopamine, serotin dan norepinephrine.
Otak kita memiliki bagian yang bernama hipotalamus, yaitu tempat untuk mengontrol sistem hormon. Saat mulai tertarik dengan seseorang, hormon oksitosin dan vasopresi mulai beraksi. Oksitosin merupakan hormon penurun stres, sedangkan vasopresi merupakan hormon yang meningkatkan tekanan darah. Ketika kedua hormon ini bersatu, munculah senyawa kimia yang bernama dopamine. Dopamine merupakan hormon yang mmenimbulkan rasa senang sampai susah tidur. Sama halnya seperti kita meminum kopi sebelum tidur. Kafein dalam kopi memicu peningkatan dopamine dalam tubuh yang bikin kita deg-degan serta insomnia.
Selanjutnya, senyawa norepinephrine yang meningkatkan detak jantung dan energi. Seringkali kita dibuat salah tingkah ketika sedang jatuh cinta. Doi gak sengaja ngelirik aja hati udah berbunga-bunga, apalagi kalo disenyumin aduuhh rasanya pingin salto girang. Haahahaa. Penyebab hal ini tak lain adalah norepinephrine. Norepinephrine pada otak bertugas untuk memusatkan perhatian terhadap objek tertentu, menyimpan memori, dan berperan dalam mengelola emosi. Ini alasan kita bisa jingkrak-jingkrak walau hanya karena membayangkan atau lihat foto doi, bahkan tak jarang hingga terbawa mimpi.
Kemudian, ada serotonin yang mengontrol nafsu makan. Serotonin diciptakan oleh proses biokimia dengan menggabungkan berbagai bahan seperti asam amino triptofan, komponen protein, dan reaktor kimia lainnya. Selain pada otak serotonin juga terdapat di usus, sehingga apapun yang kamu konsumsi setiap hari juga sangat berdampak terhadap hormon ini. Menariknya, senyawa ini juga dapat membuat perasaan kita lebih tenang dan stabil. Nggak heran, kita bisa chatting dan ngobrol berjam-jam sama doi tanpa memikirkan perut lapar yang belum dikasih makan dari pagi.
Putus Cinta Pedih Rasanya
Berbeda dengan jatuh cinta yang diibaratkan sebagai pecandu zat adiktif, putus cinta dianalogikan sebagai pecandu yang telah berhenti mengkonsumsi zat adiktif. Ketika seseorang kehilangan cinta, seketika tubuh akan kehilangan neurotransmitter pengantar perasaan bahagia yang mulanya banyak membanjiri tubuh. Rasa sakit yang muncul pada saat patah hati bukan sekadar rasa sakit emosional, namun juga fisik.
Bagi otak kita, rasa sakit akibat patah hati adalah sangat nyata. Maksudnya adalah, otak kita tidak dapat segera memproses peristiwa sakit hati, sehingga berkurangnya hormon dopamine tersebut diartikan sebagai kesakitan fisik dan kelelahan. Menurut hasil pemindaian MRI, dopamine tidak hanya membuat seseorang bahagia, tapi juga sedih. lonjakan dopamine selama jatuh cinta membuat kadar serotonin (hormon memperbaiki suasana hati) dalam tubuh menurun. Serotonin berperan mengatur mood dan nafsu makan. Penurunan serotonin dapat membuat seseorang merasa cemas dan gelisah.
Pada saat kondisi ini terjadi, otak akan mengalami keadaan panik dan tubuh akan dipenuhi oleh hormon stres seperti kortisol dan epinephrine dimana hormon tersebut dapat memicu kram, sakit kepala, nyeri dada, dan kelelahan pada tubuh. Kondisi seperti ini bisa bertahan cukup lama bergantung pada seberapa cepat orang tersebut untuk move on.
Ingat sobat!! Cinta tak selamanya indah.. Move on itu pilihan, Gagal move on itu cobaan, Pura-pura move on adalah pencitraan. Semangatt untuk kalian para pejuang move on, mantan bukanlah pahlawan yang harus kalian kenang.
Stay safe and healthy yaa!
_______________________________________________
KEMENTERIAN MEDINFO
KABINET RAKSABHINAYA
BEMF MIPA UNEJ 2022