Bayangin kamu lagi duduk santai di rumah. Tiba-tiba… kaca jendela bergetar, genteng seperti mau copot, bahkan lantai terasa berdentum. Bukan gempa bumi, tapi sebuah sound horeg yang lewat di depan rumah.
Fenomena ini awalnya muncul di Jawa Timur sekitar tahun 2014. Awalnya sound system besar ini dipakai untuk hajatan, karnaval, atau acara takbiran. Namun lama-kelamaan berkembang jadi ajang unjuk gigi siapa yang punya sound paling besar, paling keras, dan paling bikin “ngajeblug”.
Kata horeg sendiri berasal dari bahasa Jawa yang berarti “bergetar” atau “terguncang”. Cocok banget dengan sensasi yang kita rasakan saat berdiri dekatnya. Kini, sound horeg sudah menjadi fenomena budaya sekaligus perdebatan: di satu sisi bikin meriah, tapi di sisi lain bisa mengganggu lingkungan sekitar.
Suara adalah gelombang mekanik getaran molekul udara yang merambat sampai ke telinga kita. Kuatnya suara diukur dalam desibel (dB). Sebagai perbandingan:
-
Konser rock bisa mencapai 110 dB
-
Pesawat jet di dekat telinga sekitar 130 dB
-
Sedangkan sound horeg mampu menembus 135 dB, mendekati ambang nyeri manusia.
Setiap benda punya frekuensi alami ibarat nada khas yang bikin benda itu bergetar paling kuat. Kalau suara dari sound horeg punya frekuensi yang pas dengan frekuensi alami kaca, genteng, atau rangka atap, terjadilah fenomena resonansi.
Analogi sederhananya seperti mendorong ayunan: kalau dorongannya pas dengan ritme ayunan, gerakannya makin lama makin tinggi. Nah, hal yang sama terjadi pada benda di sekitar sound horeg.
135 dB bukan hanya angka besar di layar sound meter. Kalau dihitung, intensitas suara sebesar ini setara dengan energi 30 watt per meter persegi bukan dalam bentuk cahaya seperti bohlam, tapi dalam bentuk getaran udara yang menyerang terus-menerus.
Akibatnya, kaca atau genteng yang berada pada frekuensi resonansinya bisa bergetar hebat, bahkan rusak. Tekanan dari suara ini bisa mencapai ratusan Pascal. Mungkin tidak langsung merobohkan tembok, tapi dengan resonansi, getarannya bisa memperlemah struktur mirip sendok yang bengkok karena dibolak-balik sampai akhirnya patah.