Gaya Hidup Konsumtif
Kehidupan terus maju dan teknologi yang terdapat di muka bumi ini semakin berkembang. Tak hanya teknologi pola pikir dan gaya hidup juga semakin berkembang hingga segala kegiatan dapat dilakukan dengan mudah dan cepat. Informasi yang ada akan dapat disebarluaskan dengan cepat, baik itu informasi yang bersifat positif maupun yang negatif. Salah satu bentuk informasi sering didapatkan adalah terkait produk produk baru. Baik itu produk kecantikan, kesehatan, pakain, dan yang lainnya. Semakin banyaknya produk yang ada, terkadang dapat membuat kita merasa penasaran terhadap produk tersebut sehingga membuat kita ingin membelinya dan menimbulkan perilaku yang konsumtif.
Perilaku konsumtif merupakan perilaku untuk membeli suatu produk karena iming iming hadiah, membeli produk karena kemasannya menarik, membeli produk demi menjaga penampilan diri dan gengsi, membeli produk hanya sekedar menjaga simbol status, memakai produk karena unsur konformitas terhadap model yang mengiklankan, munculnya penilaian bahwa membeli produk dengan harga mahal akan menimbulkan rasa percaya diri yang tinggi, dan mencoba lebih dari dua produk sejenis dengan merek yang berbeda. Perilaku konsumtif tidak melihat usia, jenis kelamin dan pekerjaan. Dari perilaku konsumtif ini dapat merubah seseorang menjadi pribadi yang bergaya hidup konsumtif. Gaya hidup konsumtif merupakan suatu tindakan menggunakan produk secara tidak tuntas. Gaya hidup ini ditandai dengan adanya kehidupan mewah dan berlebihan.
Ciri-ciri dari gaya hidup konsumtif adalah ketika seseorang secara terus menerus selalu berusaha untuk mengikuti tren. Keinginan mengikuti tren ini bisa disebabkan dari rasa tidak pernah puas dengan apa yang dimiliki sekarang sehingga merasa harus selalu membeli barang baru yang sedang tren. Faktor lainnya adalah rasa iri ketika melihat orang – orang disekitarmu memiliki barang baru, sehingga membuat kita memiliki keinginan untuk memiliki barang yang serupa.
Gaya hidup konsumtif ini banyak memberikan dampak yang buruk bagi pelakunya. Beberapa dampak negatifnya adalah lapar mata yang mana setiap menemukan barang yang sekiranya lucu dan menarik akan langsung dibeli tanpa pertimbangan yang matang. Kedua, mudah terbujuk dengan rayuan atau omongan orang lain. Ketiga, terjerat hutang yang dikarenakan memiliki banyak keinginan namun pendapatan yang dihasilkan lebih kecil dibandingkan pengeluaran. Terakhir adalah tidak memiliki tabungan yang disebabkan sebagian besar uangnya digunakan untuk berbelanja.
Terdapat beberapa cara yang dapat digunakan untuk menghindari gaya hidup produktif, pertama adalah dengan membuat skala prioritas. Dalam hal ini kamu harus memprioritaskan apa yang telah kamu tentukan. Apabila muncul sebuah keinginan di luar kebutuhan, maka kamu sebisa mungkin berpikir panjang apakah barang tersebut benar benar dibutuhkan atau tidak. Kedua adalah menyiapkan tabungan atau investasi untuk masa depan. Dengan mempersiapkan tabungan atau investasi ini akan dapat mempersiapkan kemungkinan yang terjadi kedepannya. Menabung tidak harus dilakukan dalam jumlah yang begitu besar, tetapi dapat sedikit demi sedikit asalkan dapat dilakukan secara konsisten. Terakhir adalah menghindari cuci mata online maupun offline. Godaan dari belanja online ini jauh lebih besar karena usaha untuk berbelanja tidak banyak berbeda dengan saat berbelanja saat offline. Yang awalnya hanya cuci mata saja bisa berakhir dengan checkout barang belanjaan.
Mendapatkan uang seperti menggali dengan jarum
Menghabiskan uang seperti air meresap ke pasir
Yuk kurangi gaya hidup konsumtif dan mulai berhemat dari sekarang
-KEMENTERIAN MEDINFO-