Hari Keluarga Berencana Nasional

  Keluarga berencana atau lebih dikenal dengan KB merupakan program skala nasional untuk menekan angka kelahiran dan mengendalikan pertumbuhan penduduk di suatu negara. Secara khusus, program KB dirancang untuk menciptakan kemajuan, kestabilan, kesejahteraan ekonomi, sosial, dan spiritual setiap penduduk. Dalam mewujudkan program keluarga berencana adalah dengan menggunakan alat kontrasepsi untuk menunda dan mencegah kelahiran. Hari keluarga berencana (KB) diperingati setiap tanggal 29 Juni.

  Dengan program keluarga berencana, akan didapatkan banyak manfaat seperti kesehatan mental dan kesehatan fisik setiap anggota keluarga baik itu orang tua maupun anak-anak. Berikut beberapa manfaatnya :

1. Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan

  Kehamilan yang tidak di direncanakan bisa terjadi pada wanita yang belum atau sudah pernah hamil tetapi sedang tidak ingin punya anak. Kejadian ini dapat terjadi karena waktu kehamilan yang tidak sesuai. Kehamilan yang tidak direncanakan dapat meningkatkan resiko bayi lahir prematur, berat rendah, hingga cacat lahir. Sementara pada sang ibu dapat menyebabkan depresi hingga komplikasi melahirkan.

2. Mengurangi risiko absorpsi

  Absorbsi merupakan suatu tindakan yang ilegal dengan pengecualian tertentu. Tindakan absorbsi diatur dalam UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan dan Peraturan Pemerintah No. 61 tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi.

3. Menurunkan angka kematian ibu

  Komplikasi kehamilan dan melahirkan sebagian besar ditunjukkan oleh kelompok perempuan yang menikah di usia terlalu dini. Beberapa risiko komplikasi adalah fistula obstetri, infeksi, perdarahan hebat, anemia, dan eklampsia.

4. Mengurangi angka kematian bayi

  Bayi yang dilahirkan oleh perempuan berusia sangat belia memiliki risiko kematian dini lebih tinggi daripada ibu yang berusia lebih tua. Hal ini terjadi karena janin bersaing untuk mendapatkan asupan gizi dengan tubuh ibunya karena sama-sama masih dalam tahap perkembangan.

5. Mencegah infeksi menular seksual

  Penyakit seperti sifilis, klamidia, gonore, atau HPV dapat menular dengan mudah melalui hubungan seksual. Penyakit seksual bisa berbahaya bagi janin.

6. Menjaga kesehatan mental keluarga

  Kehamilan yang tidak diinginkan berpotensi merampas hak anak untuk tumbuh secara maksimal dari segala aspek, mulai dari tumbuh kembang secara biologis, sosial, dan pendidikan. Seorang wanita sangat rentan mengalami depresi saat hamil dan setelah melahirkan. Pria juga bisa mengalami depresi selama istrinya hamil atau melahirkan karena belum siap secara fisik, finansial, hingga mental untuk menjadi seorang ayah.

  Keluarga berencana dapat dilakukan secara alami dengan menggunakan metode kontrasepsi yang dilakukan tanpa menggunakan alat, obat dan prosedur tertentu, seperti sterilisasi atau vasektomi. Beberapa cara yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Tidak berhubungan seksual di masa subur

  Pada saat berhubungan seksual pada masa subur, sperma akan lebih mudah membuahi sel telur, sehingga peluang wanita untuk hamil akan lebih besar. Untuk mengetahui masa subur pada wanita dapat dilakukan dengan menggunakan metode perhitungan kalender, pengukuran suhu basal tubuh, dan metode lendir serviks.

2. Memberikan ASI eksklusif

  Pemberian ASI eksklusif dapat mencegah kehamilan pada ibu menyusui. Hal ini dikarenakan proses menyusui bisa menghambat ovulasi dan menstruasi pada ibu yang baru melahirkan