ISRA MI’RAJ 27 RAJAB 1443 H

HAI SOBAT MIPA!!

  Tahun ini, peringatan Isra Mi’raj jatuh pada hari ini, yaitu tanggal 28 Februari 2022. Sebagai peristiwa bersejarah perkembangan agama Islam, tentu penting bagi setiap umat muslim untuk mengetahui kisah Nabi Muhammad dalam perjalanan Isra’ Miraj ini. Dengan memahami sejarahnya, tentu ini dapat membantu meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah dan agama yang diajarkan.

LATAR BELAKANG ISRA MI’RAJ

  Isra Mi’raj merupakan peristiwa penting dalam sejarah Islam yang megisahkan perjalanan Nabi Muhammad SAW. Sebelum melakukan perjalanan Isra Mi’raj dan mendapatkan perintah salat lima waktu, Nabi Muhammad mengalami tahun yang penuh kedukaan. Tahun itu disebut dengan nama Amul Huzni. Dikutip dari Sirah Nabawiyah ar-Rahiq Al-Maktum karya Syeikh Syafiyurrahman Al-Mubarakfuri, Amul Huzni tersebut terjadi kira-kira menjelang Isra Mi’raj atau menjelang tahun kesepuluh Kenabian atau 619 Masehi. Tahun tersebut merupakan tahun penuh duka bagi Rasulullah lantaran ditinggal oleh 2 sosok yang sangat beliau kasihi yaitu Siti khadijah (istri petama) dan Abu Tholib (paman), mereka berdua merupakan sosok yang sangat berperan dalam mendukung dakwah Nabi Muhammad. Peristiwa Isra dan Mi’raj merupakan tasliyah (pelipur lara) yang sangat luar biasa bagi Rasulullah SAW. Allah menghibur hati Nabi Muhammad dengan menunjukkan meskipun umat manusia di bumi banyak yang tidak mau menerima beliau, namun penduduk Langit sangat menanti dan menyambut kedatangan beliau.

PERISTIWA ISRA MI’RAJ

  Setelah Nabi Muhammad menghadapi berbagai macam cobaan berat yang penuh dengan kesedihan, kemudian Allah memberikan waktu bagi Nabi untuk merefleksi diri. Bukan hanya itu, Allah juga memberikan hiburan dengan perjalanan Isra’ Miraj yang ditempuhnya.

  Pengertian Isra Miraj secara bahasa berasal dari dua kata, yaitu Isra yang berasal dari kata asra-yusri-isra yang berarti memperjalankan. Sedangkan Miraj artinya adalah alat naik atau tangga. Sedangkan menurut istilah, Isra Miraj adalah peristiwa diperjalankannya Rasulullah SAW dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsha/Bayt al-Maqdis di palestina, kemudian naik ke Sidratul Muntaha dan kembali lagi ke Masjidil Haram di Mekkah pada suatu malam dalam waktu singkat.

  Pada malam sebelum mengalami Isra dan Mi’raj, Nabi Muhammad saw. tengah bermalam di rumah Hindun binti Abu Thalib, sepupu beliau yang dikenal dengan nama Ummu Hani. Setelah tidur sejenak, Nabi terjaga dan mengunjungi Ka’bah. Di sana, beliau mengantuk hingga terlelap. Saat itulah Jibril datang, membangunkan beliau hingga 3 kali. Oleh Jibril, Nabi diantarkan ke buraq, sejenis hewan yang lebih tinggi dari himar (keledai), dan lebih pendek dari baghal. Buraq ini memiliki sayap, dan berwarna putih susu.

  Dalam kitab Qishshah Mi’rajin Nabi karya Syekh Najmudin Al Ghoidzi, digambarkan dalam perjalanan dari Ka’bah ke Baitul Maqdis, Nabi Muhammad saw. mengalami perhentian beberapa kali, yaitu di Madinah, dekat Sajarah Musa, tempat Nabi Musa berteduh saat diburu Raja Firaun, Bukit Sinai, hingga Betlehem tempat kelahiran Nabi Isa. Beliau juga mengalami beberapa peristiwa lain, diantaranya adalah:
• Melihat Jin Ifrit yang mengikuti nabi dengan membawa obor.
• Nabi kemudian melintasi sekelompok yang bercocok tanam, lantas langsung memanen hasilnya. Ini adalah gambaran umat yang berjihad fi sabilillah.
• Mencium aroma harum Masyitoh, yang memegang teguh keyakinannya kepada Allah, meski ia dan anak-anaknya dihukum dengan dimasukkan ke dalam penggorengan oleh Firaun.
• Bertemu dengan sekelompok orang yang yang memukul kepada dengan palu hingga pecah, lantas kepala itu utuh kembali dan dipukuli lagi. Ini gambaran orang yang malas atau meninggalkan salat maktubah (salat wajib).
• Melintasi sekelompok orang yang hanya mengenakan pakaian untuk menutupi kemaluan dan memakan tumbuhan berduri. Mereka adalah gambaran umat yang enggan berzakat meski sudah waktunya.
• Bertemu orang yang memakan daging busuk, sebagai perumpamaan umat yang berzina.
• Bertemu sekelompok orang yang berenang di sungai darah dan dilempari batu-batu. Mereka adalah gambaran orang yang memakan harta riba.
• Nabi bersua pula dengan orang-orang yang mengumpulkan kayu bakar, mengikat dan memanggulnya, tetapi beban kayu bertambah. Mereka adalah umat yang banyak mengambil tanggungan.
• Nabi melintasi orang yang saling mengguntingi lidah dan bibir dengan gunting besi, gambaran ahli fitnah.
• Bertemu kaum yang mencakar wajah dengan kuku tembaga, gambaran orang yang gemar mengumpat dan menyebarkan aib.
• Nabi berjumpa pula dengan wanita yang memakai perhiasan serbaindah, yang merupakan gambaran dunia yang bisa melalaikan orang dari akhirat. Kelak akan ada perwujudan lain, wanita itu menjadi tua renta, yang menandakan betapa dekatnya dunia menuju hari kiamat.

  Sesampainya di Baitul Maqdis, Nabi Muhammad saw. mengerjakan salat dua rakaat, menjadi imam para nabi di tempat tersebut. Beliau lantas diberi tiga gelas dengan isi yang berbeda-beda, yatu khamr, susu, dan air putih. Rasulullah memilih susu, yang disebut oleh Jibril sebagai memilih fitrah atau agama Islam. Setelah itu, Nabi Muhammad saw. melakukan miraj, melewati langit dunia menuju sidratul muntaha. Dalam proses mikraj ini, Rasulullah bertemu dengan para nabi pilihan di setiap langit. Nabi Adam di langit pertama, Nabi Isa dan Yahya di langit kedua, Nabi Yusuf di langit ketiga, Nabi Idris di langit keempat, Nabi Harun di langit kelima, Nabi Musa di langit keenam, dan Nabi Ibrahim di langit ketujuh.

  Pada akhirnya, Nabi Muhammad saw. mencapai Sidratul Muntaha. Beliau mendapatkan perintah untuk mengerjakan salat wajib 5 waktu, yang menjadi titik penting perjalanan beliau dalam malam tersebut. Isra dan Mikraj adalah bukti kekuasaan Allah mampu melampaui segalanya tanpa terbatas ruang dan waktu. Mikraj dilakukan oleh Nabi Muhammad saw. sebagai gambaran insan kamil (manusia sempurna) yang mencapai titik penghambaan mutlak kepada Tuhannya.

BUKTI ADANYA PERJALANAN ISRA MI’RAJ

  Peristiwa Isra secara eksplisit dijelaskan Allah SWT di antaranya di dalam QS Al-Isra (17) : 1 dan 78. Sementara Miraj disebut dalam QS Al-Najm (53) : 7-18 dan QS At Takwir (81) : 19-23. Beberapa ayat tersebut telah menggambarkan secara jelas bahwa Isra dan Miraj Rasulullah SAW diabadikan di dalam Al Quran, menunjukkan bahwa peristiwa tersebut benar-benar terjadi dan wajib bagi umat muslim untuk mempercayainya. Jadi dapat disimpulkan bahwa Isra Miraj adalah perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram sampai Masjidil Aqsha, dilanjutkan ke Sidratul Muntaha, dan kembali lagi ke Masjidil Haram pada suatu malam dalam waktu yang singkat.

_________________________________________________
KEMETERIAN MEDINFO
KABINET RAKSABHINAYA
BEMF MIPA UNEJ 2022