Teknologi Anti Radar pada Kapal Laut

  Teknologi merupakan segala sesuatu yang dapat diciptakan dan juga dibuat oleh seseorang atau sekelompok manusia yang mama dapat memberikan nilai dan manfaat bagi sesamanya. Teknologi yang ada dimuka bumi ini terus mengalami perkembangan tiap waktunya hingga saat ini. Perkembangan teknologi dapat terjadi dalam semua bidang, mulai dari pendidikan, kesehatan, transportasi, komunikasi, hingga pertahanan. Dalam perkembangannya, teknologi dapat berupa barang sederhana akan tetapi memilikin kegunaan yang sangat tinggi.

Gambar 1. Contoh Desain Kapal Patroli.

  Salah satu perkembangan teknologi dalam pertahanan adalah pada kapal laut yang digunakan untuk perang maupun berpatroli dalam mempertahankan kedaulatan dan menjaga keamanan wilayah perairan suatu negara. Dalam melakukan operasinya, kapal tersebut menggunakan teknik penyamaran pada bentuk lambung kapal untuk menghindari pantauan radar lawan. Teknologi yang dapat digunakan dalam inovasi ini dapat berupa prediksi nilai Radar Cross Section (RCS), rancangan bentuk struktur stealth, dan pelapisan atau pengecatan struktur kapal. Nilai RCS merupakan nilai kekuatan gelombang elektromagnetik yang dipantulkan oleh suatu objek. Prediksi nilai RCS dihitung menggunakan metode SBR berdasarkan pendekatan geometric optic dengan dasar hukum optik Snellius. Nilai RCS menentukan besar kecilnya objek kapal yang terpantau sistem radar dari jarak jauh. Air laut merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perhitungan nilai RCS. Hal tersebut disebabkan air laut memiliki nilai permitivitas yang tinggi yaitu 80 , sehingga gelombang elektromagnetik ikut dipantulkan oleh air laut dalam pembacaannya. Semakin besar ukuran kapal, maka nilai RCS yang dihasilkan akan semakin besar juga dan semakin mudah dideteksi. Selain itu, besar nilai RCS juga disebabkan dari bentuk bidang dan jenis material yang digunakan.

Gambar 2. Pengaruh Bentuk Objek terhadap Nilai RCS.

  Teknologi lainnya yang dapat digunakan adalah pelapisan pada struktur kapal. Material yang dapat digunakan dalam pembuatan pelapis kapal ini dapat berupa pasir besi yang diolah menjadi partikel Barium M-Heksaferit. Barium M-Heksaferit merupakan magnet permanen dengan anisotropi magnetik yang tinggi (50-60 Hz), kestabilan yang baik, magnetik saturasi, dan medan koersivitas yang tinggi. Anisotropi dari Barium M-Heksaferit dapat direduksi dengan mensubstitusikan Fe3+ dengan ion divalent (Zn, Co, Ni, dll).

Gambar 3. Struktur Spinel Fe3O4.

  Barium M-Heksaferit yang disintesis dari pasir besi dicampurkan dengan polianilin. Polianilin merupakan material polimer konduktif n yang mempunyai konduktivitas tinggi dengan mengatur tingkat konsentrasi doping. Polianilin mempunyai sifat kestabilan kimia yang tinggi di udara, konduktivitas listrik tinggi, dan dapat digunakan untuk melindungi gelombang elektromagnetik yang dihasilkan dari sumber listrik.