HARI RAYA IDUL FITRI
02 MEI 2022
Hari Raya Idul Fitri adalah perayaan besar yang menjadi momen kemenangan bagi seluruh umat muslim. Momen kemenangan ini dicapai setelah umat muslim menjalankan ibadah puasa dengan berjuang mengendalikan nafsu dan berbagai keburukan di bulan Ramadan. Selain itu, Hari Raya Idul Fitri juga menjadi momen bagi umat muslim untuk saling bermaaf-maafan.
Pada hari raya idul fitri terdapat beberapa ibadah yang dapat diamalkan. Berikut ini beberapa sunnah Nabi di Hari Raya Idul Fitri:
1. Mandi sebelum berangkat shalat ‘id
Dari ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, seseorang pernah bertanya pada ‘Ali mengenai mandi. Ali menjawab, “Mandilah setiap hari jika kamu mau.” Orang tadi berkata, “Bukan. sebaiknya, di mana mandi yang lebih baik?” ‘Ali menjawab, “Mandi pada hari Jum’at, hari ‘Arafah, hari Idul Adha dan Idul Fithri.” (HR. Al-Baihaqi, 3: 278. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih. Lihat Al-Irwa’, 1: 177)
Ada riwayat dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma sebagai berikut.
افِعٍ اللَّهِ انَ لُ الْفِطْرِ لَ لَى الْمُصَلَّى
Dari Nafi’, (ia berkata bahwa) ‘Abdullah bin ‘Umar biasa mandi di hari Idul Fitri sebelum ia berangkat pagi-pagi ke tanah lapang. (HR. Malik dalam Al-Muwatho’ 426. Imam Nawawi menyatakan bahwa atsar ini shahih)
2. Makan sebelum shalat ‘id
Untuk shalat Idul Fithri disunnahkan untuk makan sebelum keluar rumah karena adanya larangan pada hari tersebut dan sebagai pertanda pula bahwa hari tersebut tidak lagi istirahat.
Dari ‘Abdullah bin Buraidah, dari ayah, ia berkata,
انَ لُ اللَّهِ -صلى الله ليه لم- لاَ الْفِطْرِ لَ لاَ لُ الأَضْحَى لَ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berangkat shalat ‘ied pada hari Idul Fitri dan sebelumnya beliau makan terlebih dahulu. Sedangkan pada hari Idul Adha, beliau tidak makan lebih dulu kecuali setelah pulang dari shalat ‘ied baru beliau menikmati hasil qurbannya.” (HR. Ahmad 5:352. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth mengatakan bahwa hadits ini hasan)
3. Bertakbir dari rumah menju ke tempat shalat
Ketika puasa Ramadhan telah sempurna, kita diperintahkan untuk mensyukurinya dengan memperbanyak takbir. Allah Ta’ala berfirman,
لِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ لِتُكَبِّرُوا اللَّهَ لَى ا اكُمْ لَعَلَّكُمْ
“Dan hendaklah mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan, agar kamu bersyukur.” (QS. Al Baqarah: 185).
Dalam suatu riwayat disebutkan,
انَ لَّى اللهُ لَيْهِ لَّمَ الفِطْرِ المصَلَّى الصَّلاَةَ ا الصَّلاَةَ التَّكْبِيْرَ
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa keluar hendak shalat pada hari raya Idul Fitri sambil bertakbir sampai di lapangan dan sampai shalat hendak dilaksanakan. Ketika shalat hendak dilaksanakan, beliau berhenti dari bertakbir.” (Dikeluarkan oleh Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushannaf 2/1/2. Hadits ini mursal dari Az-Zuhri namun memiliki booster yang sanadnya bersambung. Lihat Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, no.171. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa riwayat ini shahih)
Ibnu Syihab Az-Zuhri menyatakan bahwa kaum muslimin ketika keluar dari rumah sambil bertakbir hingga imam hadir (untuk shalat ied, pen.)
4. Saling mengucapkan selamat (at-tahniah)
Termasuk sunnah yang baik yang bisa dilakukan di hari Idul Fitri adalah saling mengucapkan selamat. Selamat di sini baik dalam bentuk doa seperti ucapan “taqabbalallahu minna wa minkum” (semoga Allah menerima amalan kami dan kalian). Ucapan seperti itu sudah dikenal di masa salaf terlebih dahulu.
فعن جُبَيْرِ بْنِ نُفَيْرٍ قَالَ : كَانَ أَصْحَابُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا اِلْتَقَوْا يَوْمَ الْعِيدِ يَقُولُ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ : تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْك
Dari Jubair bin Nufair, ia berkata bahwa jika para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertemu dengan hari ‘ied (Idul Fithri atau Idul Adha, pen), satu sama lain saling mengucapkan, “Taqabbalallahu minna wa minka (Semoga Allah menerima amalku dan amal). kalian).” Al Hafizh Ibnu Hajar mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan. (Fath Al-Bari, 2: 446)
Imam Ahmad rahimahullah berkata,
وَلَا بَأْسَ أَنْ يَقُولَ الرَّجُل لِلرَّجُلِ يَوْمَ الْعِيدِ : تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْك
“Tidak mengapa (artinya: boleh-boleh saja) satu sama lain di hari raya ‘ied mengucapkan: Taqobbalallahu minna wa minka.” (Al-Mughni, 2: 250)
Namun ucapan selamat di hari raya sebenarnya tidak diberi aturan ketat dalam syari’at kita. Ucapan apa pun yang diutarakan selama maknanya tidak keliru asalnya bisa dipakai. Contoh ucapan di hari raya ‘ied:
– ‘Ied mubarak, semoga menjadi ‘ied yang penuh berkah.
– Minal ‘aidin wal faizin, semoga kembali dan meraih kemenangan.
– Kullu ‘aamin wa antum bi khair, moga di sepanjang tahun terus berada dalam kebaikan.
– Selamat Idul Fitri 1437 H
– Sugeng Riyadi 1437 H (selamat hari raya) dalam bahasa Jawa.
Semoga bermanfaat. Yuk amalkan!
Semoga hari ied kita penuh berkah, taqabbalallahu minna wa minkum, kullu ‘aamin wa antum bi khair.
Sumber: